Rumah Panggung

Sesuai dengan namanya, ini merupakan rumah dengan bentuk seperti panggung dimana lantai rumah tidak menempel pada tanah. Rumah Panggung asli Betawi dibangun oleh penduduk baik yang tinggal di kawasan pesisir/pantai maupun pada kawasan agraris. Pembangunan rumah panggung disesuaikan dengan kondisi dan keamanan lingkungan. Di kawasan agraris, kolong rumah panggung selain dimanfaatkan untuk memelihara hewan ternak (kambing, ayam, bebek) juga untuk menghindar dari kemungkinan serangan hewan buas terutama ular berbisa.

Sementara itu rumah di kawasan pesisir pun mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda dengan kawasan agraris. Air laut yang kerap naik kala bulan purnama kerap membawa rob ke perkampungan sehingga masyarakat setempat harus membuat rumah panggung untuk menghindari air bah dari laut.

Bentuk arsitektural rumah panggung di pesisir maupun pedalaman bisa saja satu model, sesuai dengan kemampuan dari orang yang membangunnya. Pola pembagian ruang tidak terlalu rumit dengan dimensi persegi panjang atau bentuk L. Material yang digunakan terbuat dari kayu dengan pondasi rumah yang terbuat dari kayu besar yang menancap dalam ke tanah. Anak tangga biasanya berada di depan dengan model menyamping. Sedangkan atap rumah terbuat dari genteng tanah liat. Meski berbentuk panggung, tapi rumah ini memiliki corak khas Betawi dengan ukiran dan motif geometris seperti belah ketupat, titik, setengah lingkaran atau pola siklus (bunga matahari). Selain mempecantik rumah, motif ini juga digunakan sebagai ventilasi rumah.