Lenong Preman

Lenong terdiri atas dua macam. Pertama disebut Lenong Denes, kedua disebut Lenong Preman. Lenong Preman kebalikan dari Lenong Denes. Disebut dengan istilah Preman karena penggunaan bahasa dan kostum para pemainnya bersifat keseharian. Selain membawakan lakon bertema kerumahtanggan, Lenong Preman acap kali membawakan lakon jago, sehingga Lenong Preman sering pula disebut Lenong Jago. Disebut demikian karena cerita yang dibawakan umumnya kisah para jagoan, antara lain: Si Pitung, Jampang Jago Betawi, Mirah Dari Marunda, Si Gobang, Pendekar Sambuk Wasiat, Sabeni Jago Tenabang,  dan lain-lain.

Lenong Preman menggunakan bahasa Betawi dalam pementasannya. Dengan menggunakan bahasa Betawi, terjadi keakraban antara pemain dan penonton. Banyak penonton yang memberi respon spontan dan pemain menanggapi. Dialog dalam lakon Lenong umumnya bersifat polos dan spontan. Bahkan, sering kali pemain bebas mengeksplorasi ruang pertunjukan. Misalnya sang pemain dapat berlari atau berdialog di tengah-tengah penonton. Dengan kata lain, penonton dapat menjadi properti pertunjukan. Unsur seni yang juga menonjol di dalam pertunjukan Lenong Preman adalah seni maen pukulan (seni silat) dan pantun.

Pada pertunjukan Lenong Preman yang sangat reguler, artinya pertunjukan yang benar-benar tradisional pergantian babak selalu ditandai dan ditentukan oleh lagu. Begitu pula pergantian adegan ditandai dengan pergantian layar. Misalnya, ketika adegan berlangsung di rumah, maka layar atau latar belakang panggung berganti dengan layar lukisan rumah. Dan begitu seterusnya.