Ismail Marzuki

Pencipta lagu “Indonesia Pusaka” ini sebetulnya namanya hanya Ismail saja. Ayahnya yang bernama Marzuki. Entah kenapa, dua nama itu lama-lama jadi menyatu. Sebenarnya di Betawi lumrah saja nama hanya satu kata. Namun, sepertinya orang merasa harus memodernkan sosok Ismail ini, jadi di lekatkanlah nama ayahnya menjadi Ismail Marzuki.

Ismail adalah putra bangsa dari tanah Betawi. Lahir di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, dan meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Makamnya ada di kompleks Tempat Pemakaman Umum Karet, Jakarta Pusat. Kemampuan dan pembawaan Ismail pada masa jayanya disandingkan dengan Bing Crosby—musisi, penyanyi, penulis lagu, dan aktor Amerika Serikat dari generasi yang sama. Selera penampilannya pun menyerupai.

Namun, hidup Ismail tidak panjang. Dia meninggal pada usia 44 tahun karena sakit pada tahun 1958. Meski begitu, jejak langkahnya masih membekas dalam sampai sekarang, terutama lewat lagu-lagu gubahannya. Ismail menciptakan tak kurang dari 200 lagu. Indonesia Pusaka adalah salah satunya. Dia pun piawai menggubah lagu bernuansa romansa, selain tembang-tembang penyemangat perjuangan dan kecintaan pada Tanah Air. Namanya lagu Aryati, dulu sudah jadi tembang wajib buat para jejaka yang sedang dimabuk kepayang gadis idaman. Masih ada juga lagu O Sarinah—lagu gubahan pertamanya—, Kopral Djono, Rayuan Pulau Kelapa, Juwita Malam, Gugur Bunga, dan sebagainya.

Kalau boleh dibilang pencapaian prestasinya luar biasa. Genre lagu-lagu gubahan Ismail pun beraneka ragam, dari keroncong sampai swing. Nada-nada dan lirik besutannya pun sejak dulu bergema tak hanya di Jakarta atau Indonesia, tapi sampai juga ke negara tetangga bahkan tanah Eropa. Bila perlu liriknya pun menggunakan bahasa setempat

Kenangan atasnya melintasi zaman. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1968 menetapkan nama Ismail untuk pusat kesenian, yang sampai sekarang masih ada di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, yaitu Taman Ismail Marzuki.