Silat Sabeni

Silat Sabeni berasal dari daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Silat ini dinamakan aliran silat Sabeni karena aliran ini diperkenalkan oleh Sabeni bin Chanam. Aliran ini kemudian diwariskan dan diteruskan oleh M. Ali Sabeni (anak Sabeni). Sepeninggal M. Ali Sabeni, aliran ini dilanjutkan oleh Zulbachtiar bin M. Ali Sabeni (cucu Sabeni).  Saat ini merupakan pewaris utama ilmu silat aliran Sabeni yang terus dilestarikan hingga kini.

Aliran Sabeni memiliki 15 jurus dasar yang terbagi atas Jurus Jalan dan Jurus Inti. Jurus yang terkenal dan melegenda di seantero Betawi adalah jurus Kelabang Nyebrang dan Merak Ngigel. Ciri dari jurus Kelabang Nyebrang adalah gerakannya yang mengejar lawan dengan cepat seperti kelabang mengejar mangsanya berliku-liku, dengan dikombinasikan permainan tangan yang cepat tanpa henti yang dibarengi sesekali sabetan kaki kanan kiri secara bergantian. Jurus Kelabang Nyebrang ini apabila dilakukan dengan keluwesan dan kecepatan yang tinggi, memang akan sulit sekali untuk dihadapi karena konsentrasi lawan terpecah dua antara menghadapi serangan dari atas dan menghindari sabetan kaki agar tidak jatuh terbanting.

Selain Jurus Kelabang Nyebrang, Jurus Merak Ngigel juga tidak kalah tenarnya, banyak jagoan baik dari Betawi maupun luar Betawi dijatuhkan dengan jurus warisan dari Engkong Sabeni ini. Jurus Merak Ngigel memang unik, jurus ini meniru gerakan Merak yang sedang menari kasmaran membentangkan bulu-bulu ekornya sambil menggoyang-goyangkan pantatnya (ngigel) ke kanan dan ke kiri.

Aplikasi pada jurus adalah bulu-bulu ekor merak digantikan oleh tangan yang membentang pendek di depan dada yang lalu menarik kedua tangan lawan ke dekat dada yang diteruskan dengan pukulan siku dan serangan bawah mempergunakan pinggul, apabila dilakukan pada waktu yang tepat dan kecepatan yang tinggi diikuti gerakan memutar dari tubuh seperti putaran per, dapat mengakibatkan lawan terpental cukup jauh. Jurus Merak Ngigel biasanya dipergunakan untuk pertarungan yang sangat dekat/hampir tanpa ruang.

Jurus inti lainnya yang aplikasinya sulit dan menguras tenaga adalah Selat Bumi, yaitu penggabungan seluruh jurus dasar yang dimainkan dengan posisi kuda-kuda sangat rendah (hampir jongkok) dengan arah gerakan kaki berdasarkan arah mata angin. Jurus ini dimainkan awalnya dengan posisi kuda-kuda rendah lalu setelah selesai rangkaian jurusnya dimainkan di atas setelah selesai kembali turun (naik-turun-naik-turun dst), sehingga sangat menguras tenaga. Jurus ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi selain dari faktor tenaga juga gerakan, karena harus mampu membanting lawan dengan sabetan kaki dalam posisi kuda-kuda sangat rendah.

Walaupun aliran Sabeni berfokus kepada permainan tangan kosong tetapi aliran Sabeni juga mengenal permainan senjata yang hanya sebagai alat bantu yaitu Golok dan Cukin (kain panjang seperti selendang yang dililitkan di pinggang atau disampirkan di leher, berfungsi untuk menyabet tangan/kaki lawan serta mengambil senjata lawan). Kedua alat bantu ini baru diajarkan pada murid-murid yang sudah memasuki tahap kombinasi jurus.

Sumber: Berbagai sumber