Baju Sadaria

Baju Sadaria cocoknya atau khasnya dengan memakai celana panjang batik yang modelnya agak longgar, tetapi dapat juga memakai celana pantalon. Pakaian ini biasanya dibuat dari bahan katun dan juga sutra yang modelnya berkrah tinggi yang lebarnya 3 atau 4 cm berkancing sampai bawah dan berkantong dua buah di kiri kanan bawah.

Kadang-kadang memakai belahan di sisi kanan kiri bawah supaya agak bebas atau tidak ketat di bagian bawah. Biasanya belahan dibuat ± 15 cm. Sekarang Sadaria dibuat dengan bermacam-macam variasi yaitu bordiran di krah, di tengah-tengah atau kanan dan kiri. Bahan yang digunakan bermacam-macam, misalnya darai linen/katun, sutera alam, dan lain-lain.

Baju Sadaria dilengkapi dengan kain sarung yang dilipat dan diletakkan di bahu (dinamakan cukin), memakai peci (kopiyah) hitam polos, dan memakai alas kaki selop terompah.  Pakaian ini dilengkapi dengan akserori seperti cincin batu-batuan dan gelang bahar.

Ringkasan Baju Sadaria adalah :

  • Kemeja berkrah tinggi 3 atau 4 cm
  • Berkancing sampai bawah
  • Berkantong
  • Boleh memakai belahan samping kanan dan kiri ± 15 cm
  • Bahan aslinya terbuat dari katun, sedangkan bahan lainnya adalah sutera, sutera alam linen.
  • Boleh divariasikan dengan bordiran
  • Stelan bawahan celana panjang batik atau celan pantaloon
  • Memakai alas kaki berupa slop trompa

Pada awalnya Baju Sadaria dipakai sebagai pakaian sehari-hari, khususnya pada acara keagamaan, namun sekarang dipakai pada pelbagai acara. Tidak ada makna filosofis di dalamnya. Hanya saja ada fungsi yang sangat khusus dari kain plekat (kotak-kotak) yang dijadikan cukin. Kain itu multi fungsi, antara lain dapat digunakan untuk sarung jika ingin sembahyang; digunakan untuk sajadah; digunakan sebagai alat atau senjata jika berhadapan dengan perampok atau begal yang ingin berbuat jahat di tengah hutan/jalan.


a. Bentuk/Desain

Bentuk dan Kelengkapan Baju Sadaria terdiri dari :

  1. Baju longgar berleher tertutup (kerah Sanghai) lengan panjang dengan dua kantong tempel di
    bagian depan bawah baju.
  2. Kopiah hitam polos sebagai penutup kepala (tinggi disesuaikan).
  3. Kain sarung plekat terlipat rapi digunakan di leher.
  4. Celana bahan warna gelap dengan sepatu pantofel atau celana komprang bermotif batik dengan
    sandal terompah.

b. Filosofi/Makna :

Sebagai identitas lelaki rendah hati, sopan, dinamis dan berwibawa.

c. Fungsi dan Penggunaan :

Fungsi dan penggunaan sebagai seragam karyawan berbagai kantor pemerintah dan swasta, sekolah dan berbagai acara seremonial, atraksi pariwisata serta pentas seni budaya.